Download Buku Nietzsche - Seruan Zarathustra


Judul : Seruan Zarathustra
Judul Asli : Thus Spoke Zarathustra 
Penulis : Friedrich Nietzsche
Penerjemah :  Budi Anre
Jumlah hlm.: 245 hlm
Ukuran : 1.775 kb
Format : .pdf


Buku yang tentunya sudah tidak asing lagi bagi sobat yang mempelajari suatu filsafat tentang arti kehidupan. Siapa yang tidak kenal dengan Nietzsche? Memang, mungkin sobat lebih sering mendengar Karl Marx daripada Nietzsche. Namun, Marx, Nietzsche, dan Freud adalah tiga tokoh yang tak tergantikan untuk saat ini di bidangnya.

Tenang saja sobat, saya pun baru tahu dan belum lama mengenal serta mendalami tentang pemikiran Nietzsche. Saya tahu buku ini dari salah satu kakak tingkat yang memang menurut saya doi begitu luas pemikirannya dalam berbagai hal. Lalu, apa yang disampaikan oleh Nietzche dalam buku ini?

Buku ini menceritakan tinjauan Nietzsche tentang “Sang Superman,” suatu keadaan mengenai kehidupan yang murni dimana seseorang dapat mencintai alam dan bumi sebagai kebaikan yang tertinggi. Bukan tentang kebaikan yang bagimana, namun kebaikan itu apa? Seperti apa? 

Buku ini menguraikan keyakinan Nietzsche yang sangat mashur “Tuhan sudah mati.” Dalam Seruan Zatahustra, Nietzsche membayangkan sebuah dunia dimana Sang Superman dapat mengatasi ajaran-ajaran Nasrani yang sudah mati, menuju ke siklus abadi.

Mimin sampaikan, pelan-pelan lah dalam membaca buku ini. Resapi, pahami maksudnya. Jika memang sobat sudah mempunyai suatu keyakinan, bukankah tidak salah jika kita melihat keyakinan yang diusung oleh orang lain? Bagaimana ingin mengkritisi jika kita sendiri tidak paham dengan apa yang hendak kita kritisi?

Recommended banget buat kalian nih sobat yang sedang menikmati masa liburan dan memang suka dengan buku yang agak berat untuk dibaca. Mungkin, beberapa postingan berikutnya akan coba mimin selingi antara novel dengan buku-buku tokoh seperti ini. Semoga sobat menikmati ya. 
Berikut kami lampirkan beberapa kutipan dari isi buku tersebut :

Zarathustra tidak menjawab apa-apa, tetapi pergi ke arah-jalannya sendiri. Setelah ia  berjalan selama dua jam melalui hutan-hutan dan rawa-rawa ia banyak mendengar lolongan kelaparan dari serigala-serigala, dan ini membuatnya  menjadi lapar pula. 

Lalu ia berhenti di sebuah rumah terpencil tersendiri di mana ada cahaya menyala.

"Lapar menyerangku," kata Zarathustra, bak penyamun. "Laparku menyerangku di hutan-hutan dan rawa-rawa dan di tengah malam." 

"Laparku punya rasa humor yang aneh. Sering datang padaku hanya sehabis makan malam, dan seharian ini dia tidak datang: dimanakah dia gerangan?" 

Dan kemudian, Zarathustra mengetuk pintu rumah itu. Seorang tua muncul; ia membawa pelita dan bertanya: 

"Siapa yang datang padaku dan pada ketidakmudahan tidurku?"

"Seorang hidup dan seorang mati," kata Zarathustra. 

"Beri aku sesuatu untuk dimakan dan diminum, aku lupa makan seharian. Ia yang memberi makan manusia lapar menyegarkan jiwanya sendiri: begitulah ujar kebijaksanaan."

Orang tua itu pergi, tetapi segera kembali dan menawarkan Zarathustra roti dan air anggur.
"Ini adalah negeri yang tidak baik bagi rakyat lapar" katanya.

"Mengapa itulah aku hidup di sini. Binatang-binatang dan para manusia datang ke sini padaku, sang petapa ini. Tetapi tawarilah teman kau itu makan dan minum, ia lebih letih daripada kau."

Zarathustra menjawab: "Temanku sudah mati, aku tidak akan bisa membujuknya untuk makan dan minum."

"Itu bukan urusanku," kata orang tua ini muram.

"Sesiapa yang mengetuk pintu rumahku musti ambil apa yang telah aku tawarkan. Makanlah, dan selamat  jalan!" 

Setelah itu, Zarathustra jalan selama dua jam lagi mempercayai arah jalan dan cahaya bintang-bintang: karena ia berpengalaman  jalan di negeri-negeri asing di malam kala, dan senang melihat ke segala muka yang tertidur. 

Tetapi tatkala fajar menyingsing, Zarathustra mendapatkan dirinya di hutan belantara dan jejak jalan pun tidak lagi kelihatan. Lalu ia membaringkan orang mati ini di cekungan pohon di atas kepalanya – karena ia mau melindunginya dari serigala-serigala – dan membaringkan dirinya di atas tanah berlumut. 

Dan segera tertidur, letih badannya tetapi tenang jiwanya.

Hayoo, penasaran kan? Langsung download saja dan nikmati ebooknya!


Silakan download ebook gratisnya DI SINI




Download ebook gratis dan selamat menikmati kawan. Ini hanyalah review, belilah buku aslinya dan nikmati karya penulisnya dengan cerdas. Terima kasih sudah berkunjung.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama