Maba Aktif Organisasi? Boleh, Tapi Ingat....

Halo, kembali lagi dengan mimin paling cantik di Pancarobaku, hehehe. Gimana kabar, Sobat? Semoga sehat & sejahtera selalu ya, aamiin. Okeh, karangan bebas kali ini akan mengulas seputar 'aktif di banyak organisasi boleh nggak, sih?' di lingkup kampus dan secara umum.

LPM Opini Fisip Undip 2019


Sebagai pelajar, belajar menjadi sebuah kewajiban. Belajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tapi juga dilakukan di luar kelas. Bahkan Kemendikbud RI menyatakan manfaat dan tujuan dari bergabung organisasi, ektrakurikuler, dan aktif di kegiatan sekolah adalah untuk mengembangkan karakter pelajar. 

Untuk mendukung pernyataan tersebut, Kemendikbud RI pun menerapkan program PPK atau Penguatan Pendidikan Karakter di berbagai strata sekolah. Mengingat, karakter dan kepribadian orang akan lebih terbentuk bila ia sering berinteraksi dengan orang lain di lingkungan.

Nah, bicara soal organisasi dsj, beda strata pendidikan, beda pula sistem kerjanya. Di SMP pelaksanaannya masih didominasi guru pembimbing ekstrakurikuler dan organisasi, berjalan tidaknya kegiatan kadang bergantung pada situasi dan kondisi guru pembimbing. 

Memasuki SMA, sudah lebih mandiri, siswa yang dibiarkan menyetir ekstrakurikuler dan organisasi, pengawasan guru pembimbing sudah mulai minimal. Memasuki universitas .... Nah, ini dia ....

Di tingkat universitas ada dua jenis organisasi yaitu intrakampus dan ekstrakampus.
Intrakampus sendiri merupakan organisasi yang bertanggung jawab dan disahkan oleh universitas, jadi sifatnya lebih melekat kepada universitas. SD keuangan pun ditanggung oleh universitas. 

Ada beberapa organisasi intrakampus yang dapat dijumpai seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Senat Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan yang khusus di tingkat fakultas ada Unit Pelaksana Kegiatan (UPK).

Sementara itu, ekstrakampus merupakan organisasi yang keberadaannya tidak terikat dengan kampus secara langsung, jadi lebih independen karena SD keuangan dari pengurusnya sendiri, sumbangan alumni, atau 'cipratan' partai politik yang berafiliasi. Jenjang jabatan atau struktur organisasinya pun hingga tingkat nasional. 

Ekstrakampus ini pergerakannya lebih bebas dari intrakampus, karena kadang berafiliasi dengan ideologi dan partai politik, yang menjadikan ekstrakampus kadang dipandang 'perlu diwaspadai'. Tapi, ya, itu semua tergantung dari kegiatan dan bagaimana cara tiap orang memaknai informasi yang didapatkan. 

Ada beberapa organisasi intrakampus yang bisa dijumpai di kampus seperti HMI, GMNI, PMII, KAMMI, GMKI, dsb. Selengkapnya di Wikipedia.

Nah, sebagai mahasiswa (khususnya mahasiswa baru atau maba), bergabung dengan organisasi apa pun merupakan suatu hal yang perlu dan sunah, karena salah satu sarana untuk mengekspresikan minat dan bakat yang dimiliki, menjaring informasi dan relasi, juga menumbuhkan pengalaman bekerja sama dengan tim. 

Namun, perlu diadakan riset dan pengamatan lebih dulu untuk antisipasi terjadi hal yang tidak sesuai harapan dan yang diinginkan. Karena sekarang banyak kasus maba yang merasa tidak nyaman dan tidak cocok berada di sebuah organisasi yang diikuti.

Meski sebuah organisasi tampak mendukung bakat, namun belum tentu iklim yang ada di organisasi tersebut sesuai dengan kepribadian maba. Kalau sesuai, niscaya kan mendukung perkembangan bakat maba, kalau tidak malah akan menimbulkan ketidaknyamanan dan kecewa. 

Tapi, belum tentu begitu. Ada pula yang merasa nyaman di sebuah organisasi, namun rasanya tidak mendapat perkembangan yang signifikan. Tapi, yang paling penting memang menciptakan ilkim dan atmosfer yang menyenangkan supaya pengurus betah dan dapat berkontribusi secara maksimal.

Saran dari mimin, buat para maba aktif di organisasi sangat diperlukan. Mengapa? Ya, seperti yang sudah dipaparkan di atas.

Tapi ingat, jangan dulu terlalu banyak, karena masih tahap penyesuaian dan menghindari kasus 'tidak bisa bagi waktu'. Alangkah baiknya amati dulu organisasi yang hendak diikuti, cari informasi tentang organisasi tersebut, bisa tanya ke panitia PMB atau kakak tingkat lainnya, lalu pertimbangkan matang-matang apakah organisasi tersebut perlu digeluti untuk mengembangkan minat dan bakat atau tidak. 

Di sini mimin lebih menekankan untuk bergabung di intrakampus, karena arus atmosfer di intrakampus lebih 'aman' daripada ekstrakampus, meski tidak semua ekstrakampus memiliki atmosfer yang keras. Jadi, tidak ada salahnya bergabung di ekstrakampus selama Sobat masih bisa menjaga diri dan pikiran.

Terus, gimana sama yang nggak ikut organisasi apa pun?
Tidak ada salahnya. Berarti Sobat harus lebih giat di bidang akademik dan non-akademik (misal, ikut  berbagai jenis lomba, belajar untuk IP bagus, sharing dengan teman yang ikut organisasi, berwirausaha, kursus bahasa). 

Yang ingin mimin tekankan di sini adalah kita (kita?) sebagai mahasiswa janganlah terlalu banyak gabut dan menghabiskan waktu dengan stalking akun mantan di Instagram, galau masalah pacaran, hedon. Oleh karena itu mimin menyarankan untuk bergabung di organisasi.

Pada akhirnya, ya, ikut banyak organisasi pun pasti hanya satu atau dua (tidak semua) yang benar-benar digeluti. Oleh karena itu, lebih baik dari awal ikut satu dua organisasi namun serius di keduanya. 

Pahami pula sejauh mana kemampuan diri dapat menyeimbangkan waktu antara organisasi dan belajar. Kebutuhan tiap orang berbeda-beda. Ada yang lebih mementingkan belajar ketimbang organisasi, ada yang lebih mementingkan organisasi ketimbang belajar, ada pula yang berhasil seimbang di keduanya. 

Sering-sering sharing informasi dengan kakak tingkat terkait bagaimana membagi waktu yang baik pun tidak ada salahnya.

Berorganisasi memang menyenangkan, namun jangan sampai terlena dan mengabaikan kewajiban belajar sebagai mahasiswa. Biar IPK nggak jebol-jebol amat.

Sekian ulasan tentang bolehkah maba aktif di organisasi. Mohon maaf bila ada kekeliruan dan silakan tinggalkan kritik, saran, dan masukan di kolom komentar dengan baik. Terima kasih sudah mampir :)
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama