Suka Duka Penerima Bidikmisi #1

Hai Sobat, sudah lama saya tidak menuliskan opini liar saya di Pancarobaku. Sebelum membaca lebih jauh, saya sampaikan sekali lagi. Bahwa, ini merupakan opini saya secara pribadi. Tiada niatan untuk menyerang atau menyinggung siapa pun.

Jika memang ada yang salah dalam tulisan ini, dengan senang hati saya menantikan kritik dari sobat yang tentu dapat membangun kualitas saya secara pribadi maupun tulisan saya ini secara berkelanjutan. Selamat menikmati.



Sobat yang sudah menjalani jenjang pendidikan tinggi tentu tidak asing lagi dengan bidikmisi. "Menggapai Asa, Memutus Mata Rantai Kemiskinan" suatu slogan yang mulia untuk generasi penerus bangsa ini bukan? Namun, apakah benar masyarakat yang mendapatkan kesempatan untuk memutus mata rantai kemiskinan itu memang dari golongan "orang miskin" ?

Masih pantaskah si miskin di sini memiliki mobil pribadi yang digunakannya untuk kuliah? Atau mungkin kata miskin di negeri ini sudah bergeser dari marwahnya? Wah, jika memang begitu Indonesiaku sudah melampaui Norwegia ataupun Denmark dong?

Jika kita membahas tentang hal tersebut, saya rasa tidak akan ada habisnya. Jadi, mari kita tengok apa saja suka maupun duka bagi mahasiswa penerima bidikmisi. Kita mulai dari suka dulu ya?


1. Kuliah Dibiayai Negara

Siapa  yang tidak ingin menjadi sarjana dengan gratis? Tentu kita semua menginginkan hal tersebut, bukan? Sebelum kita masuk lebih dalam, kita lihat pernyataan resmi terkait apa itu bidikmisi langsung dari laman resmi Bidikmisi .

Apakah Bidikmisi Itu ? Kenapa bukan disebut Beasiswa ? 

11 January 2016 · Dilihat: 301542 kali 

Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan, berbeda dari beasiswa yang berfokus pada memberikan penghargaan atau dukungan dana terhadap mereka yang berprestasi, bidikmisi berfokus kepada yang memiliki keterbatasan kemampuan ekonomi (lihat penjelasan Pasal 76 UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi). 

Walaupun demikian, syarat prestasi pada bidikmisi ditujukan untuk menjamin bahwa penerima bidikmisi terseleksi dari yang benar benar mempunyai potensi dan kemauan untuk menyelesaikan pendidikan tinggi.

Sobat sudah paham kan? Saya selama menjalani kuliah, memang sama sekali tidak pernah ditarik untuk melakukan pembayaran dalam bentuk apapun. Kecuali untuk keperluan pribadi saya seperti buku dan lainnya. Itu memang kita harus pandai dalam manage uang kita sendiri.


2. Setiap Bulan Mendapatkan Uang Tunjangan Untuk Hidup

Sudah dibiayai untuk kuliah, ditambah uang tunai untuk keperluan hidup. Bukankah itu hal yang sangat menyenangkan? Jumlah kisaran yang saya terima setiap bulan sekitar Rp. 600.000,- sampai dengan Rp. 650.000,- .

Tapi uang ini tidak turun langsung setiap bulan. Namun, diakumulasikan setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali. Tergantung dari kampusnya. Kalau saya saat ini mengalami pedihnya yang 6 bulan sekali. Jika tidah tahan godaan di awal, melarat lah di akhir tahun.

Namun pertanyaannya, apakah uang sebanyak itu benar-benar cukup? Dengan harga kos sekitaran Rp 450.000 - 500.000 sebulan. Yakinkah bisa makan dengan uang Rp. 150.000,- sebulan? Belum ditambah kas organisasi dan salep ketika sakit yakan? Monggoh, renungkan sendiri sobat.


3. Mendapatkan Pelatihan Maupun Seminar Secara Gratis

Sangat patut untuk diapresiasi bagaimana pemerintah berupaya untuk mencerdaskan dan mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Bukan kelas teri lagi pengisi dari seminar maupun pelatihan yang didatangkan. Namun sudah tingkat nasional.

Dan kami para penerima bidikmisi mendapatkan itu secara cuma-cuma. Ada bonusnya juga berupa nasi kotak dan snack yang sangat nikmat bagi anak kos seperti saya. Namun sayang, terkadang banyak kursi yang kosong ketika ada seminar maupun pelatihan tersebut. Padahal, sudah ada surat izin langsung dari rektorat setahu saya.

Oh, mungkin saja kawan kita tersebut sedang ada halangan atau mungkin sedang sakit.


Cukup 3 dulu ya sobat untuk sukanya. Sebenarnya sangat banyak keuntungan maupun kegembiraan bagi para mahasiswa penerima bidikmisi. Pemerintah sudah bukan main-main dalam memberikan suatu keseimbangan penerimaan pendidikan di negeri ini. 

Namun, masih ada beberapa duka yang kerap harus dijalani oleh para penerima bidikmisi. Penasaran? Yuk langsung menuju ke opini saya berikutnya.


Suka Duka Penerima Bidikmisi #2  (Klik untuk membaca lanjutannya)
---
Sumber Artikel : Opini Penulis
إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم