Resensi Novel Guillaume Musso - Call From an Angel



Identitas Buku 

Judul Resensi: Kebangkitan dan Tuntutan dari Masa Lalu 
Judul Buku: Call From an Angel 
Penulis: Guillaume Musso 
Penerjemah: Yudith Listiandri 
Penerbit: Spring 
Terbit: Oktober 2017 
Tebal: 432 hlm; 20 cm 
Harga: Rp 89.000,- 
ISBN: 978-602-6682-08-6 
Jenis Buku: Fiksi Dewasa 

Ulasan 

Ini adalah takdir, kelindan nasib yang aneh, yang memilih mendekatkan mereka ke saat-saat yang menentukan dalam hidup mereka. Panggilan malaikat, seperti yang dikatakan neneknya....” - hal. 294

Novel ini merupakan buah karya kesembilan dari penulis kelahiran Prancis, Guillaume Musso. Novel-novelnya yang telah diterbitkan di antaranya: Afterwards (2004), A Mix-Up in Heaven (2005), Will You Be There? (2006), The Girl on Paper (2010), Brooklyn Girl (2016), dan masih banyak lagi. Selain Call From an Angel, The Girl on Paper juga telah tersedia versi Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Penerbit Spring. 

Menurut Wikipedia, Guillaume Musso merupakan penulis kelahiran 6 Juni 1974. Pada tahun 2004, ia meraih penghargaan Prancis untuk adaptasi novel terbaik untuk bioskop. Dan pada tahun 2005, ia meraih penghargaan Italia untuk novel romantis Scrivere per Amore, Verone

Kisah pada novel ini tidak sesederhana blurb yang tercetak di kover belakang. Seminggu sebelum Natal, di kafetaria Bandara Internasional JFK, secara tidak sengaja ponsel Jonathan dan Madeline tertukar. Mereka menyadarinya ketika telah sampai di kota tujuan masing-masing—Jonathan di San Francisco sementara Madeline di Paris. 

Mereka sepakat untuk saling mengembalikan ponsel melalui pos. Namun, malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Kantor pos tutup karena terjadi pemogokan pelayanan publik. Membuat Jonathan dan Madeline sepakat untuk tidak segera saling mengembalikan ponsel. 

Potongan-potongan rahasia yang Jonathan dan Madeline temukan mengantarkan mereka bertemu di New York. Memaksa mereka untuk menelusuri kasus Alice Dixon yang masih janggal dan alasan mengapa Francesca mengkhianati Jonathan. 

Kenyataan yang menampar, membuat Jonathan dan Madeline terlibat misi penyelamatan Alice, yang nyaris membunuh mereka berdua. 

Kisah dalam novel ini diulas melalui sudut pandang orang ketiga, didominasi oleh Jonathan dan Madeline meski tokoh lain juga diberi kesempatan untuk bercerita. Menggunakan alur maju-mundur, penulis benar-benar mendeskripsikan segala sesuatu di novel ini dengan detail, menunjukkan bahwa novel ini berdasarkan berbagai riset autentik. 

Kondisi lingkungan tempat tinggal dan penampilan para tokoh, cuaca, rute jalan kota, resep makanan, investigasi, adu tembak ... membuat novel ini kaya akan informasi dan pengetahuan yang dapat membangun keutuhan cerita, juga membawa pembaca hanyut dalam kisah Jonathan dan Madeline. 

Ditambah, munculnya benih-benih cinta di antara Jonathan dan Madeline, semakin mewarnai kisah dalam novel ini. Membaca novel ini, seakan-akan tengah menyaksikan sebuah film aksi dalam imajinasi. Secara fisik, tidak ada cacat berarti, baik kesalahan ketik maupun keutuhan halaman. 

Namun, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Meski mungkin tidak begitu penting, tetapi alangkah baiknya jika dibubuhkan motif penculikan Alice Dixon, juga bagaimana riwayat peralihan profesi Madeline. Dan, saya pribadi bertanya-tanya bagaimana bisa Danny Doyle lupa siapa buah hatinya. Dengan adanya tambahan informasi tersebut tentu akan lebih menambah keutuhan cerita. 

Meski adanya kekurangan, namun setiap karya tetap patut untuk dinikmati. Karena itu adalah bentuk penghargaan kecil atas jerih payah seniman yang menciptakan mereka. Begitu pula dengan novel ini. 

Dengan adanya adegan adu tembak dan sedikit kekerasan membuat novel ini lebih ditujukan untuk kalangan muda-dewasa. Karena sekali lagi, ini bukan novel dengan cerita ringan, melainkan penuh teka-teki dan misteri. 

Sekian resensi novel Call From an Angel karya Guillaume Musso Mohon maaf bila ada kesalahan, terima kasih sudah mampir. Nantikan resensi buku berikutnya :) 

---
sumber gambar: dok. pribadi
إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم